pembudidayaan bulus
Ternak Bulus
TERNAK BULUS
A. Pengenalan Jenis
Nama labi-labi (Trionyx sinensis) juga dikenal untuk spesies Trionyx cartilagineous dan spesies Trionyx lainnya. Labi-labi atau bulus dipelihara di dalam kolam. Awalnya, bulus termasuk hama, sama seperti belut. gabus, dan komoditi penting lainnya. Bulus memiliki nilai ekonomis tinggi. Hampir seluruh bagian tubuh labi-labi dapat dimanfaatkan, baik daging maupun cangkangnya. Selama ini pasokan labi-labi dipenuhi dari tangkapan alam karena hasil budi daya belum signifikan jumlahnya.
Bentuk tubuh bulus oval atau agak lonjong, dan pipih. Tubuhnya tanpa sisik dan berwarna abu-abu kehitaman. Kerapas dan plastron (bagian bawah tubuh yang tidak tertutup cangkang) terbungkus kulit yang liat.
Pastronnya berwarna putih pucat hingga kemerah-merahan. Kulit tertutup oleh perisai yang berasal dari lapisan epidermis berupa zat tanduk. Hidungnya memanjang membentuk tabung, seperti belalai. Labi-labi tidak bergigi, tetapi rahangnya sangat kuat dan tajam.
B. Kebiasaan Hidup di Alam
Labi-labi bernapas dengan paru-paru (pulmo), baik yang baru menetas maupun labi-labi dewasa.
1. Kebiasaan makan
Labi-labi memakan ikan dan udang kecil di alam. Di kolam, labi-labi bisa diberikan pakan berupa cincangan ikan atau isi perut ternak ruminansia.
2. Kebiasaan berkembang biak
Di alam, labi-labi umumnya berpijah antara Juli—Desember. Labi-labi berkembang biak dengan cara bertelur (ovivar). Setiap kali labi-labi bertelur mencapai 10-30 butir. Telur berwarna krem dengan diameter antara 2-3 cm. Telur-telur yang dikeluarkan ditimbun dalam tanah berpasir selama lebih kurang 45-50 hari pada suhu 25-30 derajat C.
C. Memilih Induk
Labi-labi yang hendak dipijahkan di kolam pemijahan harus memenuhi persyaratan khusus, di antaranya umur dan ukuran. Selain itu, perbandingan antara induk jantan dan betina harus tepat. Adapun ciri induk jantan dan betina yang baik sebagai berikut.
Ciri induk yang berkualitas
Betina
- Umur sudah mencapai 2 tahun atau lebih.
- Ukuran tubuhnya lebih kecildibandingkan jantan.
- Ekor induk betina pendek dan tidak menonjol keluar dari cangkangnya.
- Bentuk cangkangnya lebih bulat dan lebih tebal.
- jarak antar kedua kaki belakang lebih panjang, karena erat kaitannya dengan proses bertelur.
- Alat kelamin tumpul.
jantan
- Umur sudah mencapai 2 tahun atau lebih.
- Ukuran tubuhnya lebih besar dibandingkan betina, kadang-kadang dua kali besarnya.
- Ekor induk jantan lebih panjang dan menonjol keluar dari cangkangnya.
- Bentuk cangkangnya lebih oval dan dan lebih tipis.
- jarak antar kedua kaki belakang lebih pendek.
- Alat kelamin lancip.
D. Pemijahan ahan di Kolam
Dalam pemijahan labi-labi di kolam perlu diperhatikan faktor-faktor penting lainnya, seperti konstruksi kolam, persiapan kolam, dan proses pemijahannya.
1. Konstruksi kolam
Kolam pemijahan labi-labi berbentuk persegi panjang. Luas kolam tergantung lahan yang tersedia, umumnya antara 200-300 m2 dengan ketinggian pematang 1,5-1,75 m. Dasar kolam sebaiknya dilapisi pasir, sedangkan dinding pematang diusahakan tembok.
Pada salah satu sisi kolam dibuatkan kandang peneluran seluas 2 M X 2 m x 1 m sebanyak 3 buah. Kandang ini dihubungkan dengan jembatan penghubung yang terbuat dari anyaman bambu atau papan. Tujuan pembuatan jembatan adalah untuk memudahkan induk labi-labi masuk ke dalamnya. Kandang peneluran sebaiknya dilengkapi peneduh untuk melindungi telur dari sengatan matahari langsung dan hujan. Dasar kandangnya dilengkapi dengan pasir halus setebal 20 cm agar induk mudah menyembunyikan telur-telurnya.
2. Persiapan kolam
Kolam pemijahan dikeringkan 3-5 hari. Kandang tempat pemijahan labi-labi diupayakan terkena sinar matahari langsung agar bibit penyakit mati. Selanjutnya, induk dimasukkan ke dalam kolam. Adapun perbandingan induk jantan dan betina yang dikawinkan 1: 4. Artinya, seekor pejantan labi-labi diharapkan bisa mengawini 4 ekor induk labi-labi betina.
3. Pemijahan
Pemijahan biasanya terjadi pada 7-12 hari setelah penebaran induk. Induk akan bertelur pada malam hari, antara pukul 20.00-02.00. Seekor induk betina biasanya akan menghasilkan 30-40 butir telur. Bentuk telur labi-labi seperti bola pingpong berwarna krem dan ukuran telur biasanya berdiameter antara. 1-3 cm.
Telur yang selesai dikeluarkan oleh induk harus segera dipindahkan ke dalam ruang inkubator atau ruang penetasan telur. Sementara telur yang di dalam timbunan pasir bisa dikeluarkan dengan menggunakan tangan atau alat bantu seperti sekop.
E. Penetasan Telur dan Perawatan Benih
Telur-telur disusun secara teratur di dalam kotak penetasan yang diisi pasir setebal 5 cm. Kotak tersebut berukuran 40 cm x 6o cm x 5 cm. Selain itu, disediakan juga baskom berisi air yang dipasang sejajar dengan permukaan lantai. Baskom ini akan dibutuhkan oleh tukik setelah keluar dari cangkang.
Selama proses penetasan, suhu ruangan diusahakan antara 29-33 derajat C dengan kelembapan 85-95%. Telur akan menetas setelah 40-45 hari pada suhu 30 derajat C. Namun, kadang-kadang telur akan menetas setelah 60 hari.
Setelah menetas, tukik langsung mencari air yang sudah disediakan di dalam baskom tersebut. Berat tukik yang menetas berkisar 7-9,3 g/ekor. Tukik yang baru menetas belum membutuhkan pakan dari luar karena menyerap sari makanan dari yolk sack yang dibawanya sejak lahir.
F. Pendederan
Setelah hari kelima, tukik ditangkap untuk dipindahkan ke kolam pendederan. Luas kolam pendederan biasanya sekitar l00-600 m2, tergantung lahan yang tersedia. Dasar kolam pendederan berpasir dengan ketinggian air berkisar 50-75 cm. Kolam yang airnya terlalu dalam, akan menyulitkan labi-labi untuk mengambil oksigen langsung dari udara.
Kepadatan kolam penebaran 45-50 ekor /m2• Lama pemeliharaan tukik di kolam tersebut selama 2 bulan. Selama pemeliharaan, tukik diberi pakan berupa cincangan daging ikan. Pakan yang diberikan sebanyak 5% dari berat labi-labi yang ditebarkan. Pakan tersebut ditempatkan di tepian kolam, pada batas permukaan air kolam. Pemberian pakan dilakukan pagi dan sore hari.
Labi-labi suka berjemur sehingga 1/3 bagian kolam diberi tanaman peneduh berupa eceng gondok. Selain itu, beberapa bagian kolam diberi tempat berjemur dari papan yang bisa mengapung.
G. Pembesaran
Luas kolam pembesaran bervariasi antara 100-600 m2. Kolam yang terlalu besar akan menyulitkan pengontrolan, sedangkan kolam yang
terlalu kecil kurang efektif karena jumlah labi-labi muda yang ditebarkan jumlahnya sedikit. Ketinggian air kolam pembesaran minimal 75 cm.
Tukik yang ditebarkan ke dalam kolam pembesaran berumur 2 bulan. ukurannya seragam. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari agar tukik tidak stres. Kepadatan penebaran yaitu 8-10 ekor/m2.
Untuk mencapai ukuran 300-600 g/ekor, seekor tukik membutuhkan waktu 3-6 bulan. Panen biasanya dilakukan setelah dipelihara selama 6-7 bulan dengan berat 700-800 g/ekor. Untuk mencapai
ukuran dewasa, tukik membutuhkan waktu 2-3 tahun. Pembesaran lebih lanjut hanya dilakukan untuk menghasilkan induk labi-labi sebab ukuran konsumsi yang paling dikehendaki konsumen yaitu 700-800 g/ekor, kurang dari 1 kg.
A. Pengenalan Jenis
Nama labi-labi (Trionyx sinensis) juga dikenal untuk spesies Trionyx cartilagineous dan spesies Trionyx lainnya. Labi-labi atau bulus dipelihara di dalam kolam. Awalnya, bulus termasuk hama, sama seperti belut. gabus, dan komoditi penting lainnya. Bulus memiliki nilai ekonomis tinggi. Hampir seluruh bagian tubuh labi-labi dapat dimanfaatkan, baik daging maupun cangkangnya. Selama ini pasokan labi-labi dipenuhi dari tangkapan alam karena hasil budi daya belum signifikan jumlahnya.
Bentuk tubuh bulus oval atau agak lonjong, dan pipih. Tubuhnya tanpa sisik dan berwarna abu-abu kehitaman. Kerapas dan plastron (bagian bawah tubuh yang tidak tertutup cangkang) terbungkus kulit yang liat.
Pastronnya berwarna putih pucat hingga kemerah-merahan. Kulit tertutup oleh perisai yang berasal dari lapisan epidermis berupa zat tanduk. Hidungnya memanjang membentuk tabung, seperti belalai. Labi-labi tidak bergigi, tetapi rahangnya sangat kuat dan tajam.
B. Kebiasaan Hidup di Alam
Labi-labi bernapas dengan paru-paru (pulmo), baik yang baru menetas maupun labi-labi dewasa.
1. Kebiasaan makan
Labi-labi memakan ikan dan udang kecil di alam. Di kolam, labi-labi bisa diberikan pakan berupa cincangan ikan atau isi perut ternak ruminansia.
2. Kebiasaan berkembang biak
Di alam, labi-labi umumnya berpijah antara Juli—Desember. Labi-labi berkembang biak dengan cara bertelur (ovivar). Setiap kali labi-labi bertelur mencapai 10-30 butir. Telur berwarna krem dengan diameter antara 2-3 cm. Telur-telur yang dikeluarkan ditimbun dalam tanah berpasir selama lebih kurang 45-50 hari pada suhu 25-30 derajat C.
C. Memilih Induk
Labi-labi yang hendak dipijahkan di kolam pemijahan harus memenuhi persyaratan khusus, di antaranya umur dan ukuran. Selain itu, perbandingan antara induk jantan dan betina harus tepat. Adapun ciri induk jantan dan betina yang baik sebagai berikut.
Ciri induk yang berkualitas
Betina
- Umur sudah mencapai 2 tahun atau lebih.
- Ukuran tubuhnya lebih kecildibandingkan jantan.
- Ekor induk betina pendek dan tidak menonjol keluar dari cangkangnya.
- Bentuk cangkangnya lebih bulat dan lebih tebal.
- jarak antar kedua kaki belakang lebih panjang, karena erat kaitannya dengan proses bertelur.
- Alat kelamin tumpul.
jantan
- Umur sudah mencapai 2 tahun atau lebih.
- Ukuran tubuhnya lebih besar dibandingkan betina, kadang-kadang dua kali besarnya.
- Ekor induk jantan lebih panjang dan menonjol keluar dari cangkangnya.
- Bentuk cangkangnya lebih oval dan dan lebih tipis.
- jarak antar kedua kaki belakang lebih pendek.
- Alat kelamin lancip.
D. Pemijahan ahan di Kolam
Dalam pemijahan labi-labi di kolam perlu diperhatikan faktor-faktor penting lainnya, seperti konstruksi kolam, persiapan kolam, dan proses pemijahannya.
1. Konstruksi kolam
Kolam pemijahan labi-labi berbentuk persegi panjang. Luas kolam tergantung lahan yang tersedia, umumnya antara 200-300 m2 dengan ketinggian pematang 1,5-1,75 m. Dasar kolam sebaiknya dilapisi pasir, sedangkan dinding pematang diusahakan tembok.
Pada salah satu sisi kolam dibuatkan kandang peneluran seluas 2 M X 2 m x 1 m sebanyak 3 buah. Kandang ini dihubungkan dengan jembatan penghubung yang terbuat dari anyaman bambu atau papan. Tujuan pembuatan jembatan adalah untuk memudahkan induk labi-labi masuk ke dalamnya. Kandang peneluran sebaiknya dilengkapi peneduh untuk melindungi telur dari sengatan matahari langsung dan hujan. Dasar kandangnya dilengkapi dengan pasir halus setebal 20 cm agar induk mudah menyembunyikan telur-telurnya.
2. Persiapan kolam
Kolam pemijahan dikeringkan 3-5 hari. Kandang tempat pemijahan labi-labi diupayakan terkena sinar matahari langsung agar bibit penyakit mati. Selanjutnya, induk dimasukkan ke dalam kolam. Adapun perbandingan induk jantan dan betina yang dikawinkan 1: 4. Artinya, seekor pejantan labi-labi diharapkan bisa mengawini 4 ekor induk labi-labi betina.
3. Pemijahan
Pemijahan biasanya terjadi pada 7-12 hari setelah penebaran induk. Induk akan bertelur pada malam hari, antara pukul 20.00-02.00. Seekor induk betina biasanya akan menghasilkan 30-40 butir telur. Bentuk telur labi-labi seperti bola pingpong berwarna krem dan ukuran telur biasanya berdiameter antara. 1-3 cm.
Telur yang selesai dikeluarkan oleh induk harus segera dipindahkan ke dalam ruang inkubator atau ruang penetasan telur. Sementara telur yang di dalam timbunan pasir bisa dikeluarkan dengan menggunakan tangan atau alat bantu seperti sekop.
E. Penetasan Telur dan Perawatan Benih
Telur-telur disusun secara teratur di dalam kotak penetasan yang diisi pasir setebal 5 cm. Kotak tersebut berukuran 40 cm x 6o cm x 5 cm. Selain itu, disediakan juga baskom berisi air yang dipasang sejajar dengan permukaan lantai. Baskom ini akan dibutuhkan oleh tukik setelah keluar dari cangkang.
Selama proses penetasan, suhu ruangan diusahakan antara 29-33 derajat C dengan kelembapan 85-95%. Telur akan menetas setelah 40-45 hari pada suhu 30 derajat C. Namun, kadang-kadang telur akan menetas setelah 60 hari.
Setelah menetas, tukik langsung mencari air yang sudah disediakan di dalam baskom tersebut. Berat tukik yang menetas berkisar 7-9,3 g/ekor. Tukik yang baru menetas belum membutuhkan pakan dari luar karena menyerap sari makanan dari yolk sack yang dibawanya sejak lahir.
F. Pendederan
Setelah hari kelima, tukik ditangkap untuk dipindahkan ke kolam pendederan. Luas kolam pendederan biasanya sekitar l00-600 m2, tergantung lahan yang tersedia. Dasar kolam pendederan berpasir dengan ketinggian air berkisar 50-75 cm. Kolam yang airnya terlalu dalam, akan menyulitkan labi-labi untuk mengambil oksigen langsung dari udara.
Kepadatan kolam penebaran 45-50 ekor /m2• Lama pemeliharaan tukik di kolam tersebut selama 2 bulan. Selama pemeliharaan, tukik diberi pakan berupa cincangan daging ikan. Pakan yang diberikan sebanyak 5% dari berat labi-labi yang ditebarkan. Pakan tersebut ditempatkan di tepian kolam, pada batas permukaan air kolam. Pemberian pakan dilakukan pagi dan sore hari.
Labi-labi suka berjemur sehingga 1/3 bagian kolam diberi tanaman peneduh berupa eceng gondok. Selain itu, beberapa bagian kolam diberi tempat berjemur dari papan yang bisa mengapung.
G. Pembesaran
Luas kolam pembesaran bervariasi antara 100-600 m2. Kolam yang terlalu besar akan menyulitkan pengontrolan, sedangkan kolam yang
terlalu kecil kurang efektif karena jumlah labi-labi muda yang ditebarkan jumlahnya sedikit. Ketinggian air kolam pembesaran minimal 75 cm.
Tukik yang ditebarkan ke dalam kolam pembesaran berumur 2 bulan. ukurannya seragam. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari agar tukik tidak stres. Kepadatan penebaran yaitu 8-10 ekor/m2.
Untuk mencapai ukuran 300-600 g/ekor, seekor tukik membutuhkan waktu 3-6 bulan. Panen biasanya dilakukan setelah dipelihara selama 6-7 bulan dengan berat 700-800 g/ekor. Untuk mencapai
ukuran dewasa, tukik membutuhkan waktu 2-3 tahun. Pembesaran lebih lanjut hanya dilakukan untuk menghasilkan induk labi-labi sebab ukuran konsumsi yang paling dikehendaki konsumen yaitu 700-800 g/ekor, kurang dari 1 kg.
0 komentar:
Posting Komentar